Penyakit AIDS(resepcarasehat)- Setelah sebelumnya kita membahas tentang pengertian dari AIDS, sekarang kita kan membahas tentang gejala-gejala dari penyakit aids tersebut
Sebagian pasien memperlihatkan gejala yang menyerupai mononukleosis infeksiosa, yaitu penyakit yang ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan serta pembesaran kelenjar getah bening, dikarenakan oleh virus epsteinbarr, di antara dari virus herpes. Gejalanya berjalan sepanjang 3-14 hari. Beberapa besar gejala dapat menghilang, walau kelenjar getah bening terus membesar. Pasien dapat memberikan gejala-gejala infeksi hiv kurun waktu satu tahun lebih sebelum saat berlangsungnya infeksi atau tumor yang khas untuk aids.
Gejala terbentuk :
• Pembengkakan kelenjar getah bening
• Penurunan berat badan
• Demam yang hilang-timbul
• Perasaan tidak enak badan
• Lelah
• Diare berulang
• Anemia
• Thrush ( infeksi jamur dimulut )
Gejala-gejala dari aids datang dari infeksi hivnya sendiri dan infeksi oportunistik serta kanker. Namun cuma sedikit pasien aids yang meninggal dikarenakan dampak segera dari infeksi hiv. Umumnya kematian berlangsung dikarenakan dampak kumulatif dari beragam infeksi oportuinistik atau tumor. Terhadap orang yang tidak menderita aids, organisme serta penyakit normal barangkali cuma menyebabkan pengaruh yang kecil pada kesehatan seseorang. Namun saat limfosit cd4+ si pasien terus alami penurunan, terutama bila sampai meraih 50 sel/ml, penyakit nomal tersebut dapat segera mengakibatkan kematian.
Sebagian infeksi oportunistik serta kanker merupakan ciri khas dari timbulnya aids :
. Thrush
Munculnya jamur candid terlalu berlebih didalam mulut kerongkongan atau vagina. umumnya merupakan infeksi yang pertama nampak.
infeksi jamur vagina berulang yang sukar diobati kerapkali merupakan gejala awal hiv pada wanita. Namun infeksi layaknya ini ajuga dapat berlangsung pada wanita sehat akibat beragam factor, layaknya pil kb, antibiotik, serta pergantian hormonal.
2. Pneumonia Pneumokistik
Pneumonia dikarenakan jamur Pneumocystik Carinii merupakan infeksi oportunistik yang terjad berulang pada pasien aids. Infeksi ini kerapkali merupakan infeksi serius pertama kali nampak. Hingga saat ini, belum ditemukan langkah penyembuhan serta pencegahannya, hingga menyeabkan kematian pada pasien infeksi hiv.
3. Toskoplasmosis
infeksi kritis oleh toxoplasma kerap berlangsung pada anak-anak. Bila berlangsung pengaktifan kembali, maka toxoplasma dapat mengakibatkan infeksi hebat. terlebih di otak.
4. Tuberkulosis
Tuberkulosis banyak dijangkit oleh pasien infeksi hiv. tuberadan kulosis dapat menjad lebih mematikan apabila menyerang pasien infeksi hiv. Pada pasien stadium lanjut, pasien tuberkulosis dapat mengalami penurunan berat, demam, diare, yang dikarenakan oleh mikrobakterium type mycobacterium avium.
5. Infeksi saluran pencernaan
Infeksi saluran pencernaan oleh parasit cryptosporidium kerap ditemukan pada pasien aids. Parasit ini barangkali bisa dari makanan atau air yang tercemar. Gejalanya berbentuk diare hebat.
6. Leukoensefalopati Multifokal Progresif
Leukoensefalopati multifokal progresif merupakan satu infeksi virus di otak yang dapat merubah manfaat neurologis pasien. Gejala awal umumnya berbentuk hilangnya kemampuan lengan atau tungkai serta hilangnya koordinasi atau keseimbangan. Dalam sekian hari atu minggu, pasien tidak dapat jalan atu berdiri umumnya, bebeapa bln. lantas pasien dapat meninggal.
7. Infeksi oleh sitomegalovirus
Infeksi berulang cederung berlangsung pada stadium lanjut an kerapkali menyerang retina mata, mengakibatkan kebutaan. Penyembuhan dengan anti virus dapat mengendlikan sitomegalovirus.
8. Sarkoma Kopasi
Sarkoma Kopasi yaitu satu tumor yang tidak nyeri, berwarna merah sampai ungu, berbentuk bercak-bercak yang menonjol pada kulit.
9. Kanker
Dapat juga berlangsung kanker kelenjar getah bening ( limfoma ) yang semula nampak di otak atau di organ-organ dalam. wanita pasien aids condong terkena kanker serviks. Pria homoseksual juga gampang terkena kanker rektum.
Diagnosis
Kontrol yang relatif sederhan serta akurat yaitu kontrol darah yang dimaksud tes elisa. Kontrol tersebut bisa mendeteksi ada antibodi pada hiv. Bila tes dikerjakan dengan teratur, maka hasil tes dapat lebih akurat. Bila hasil tes elisa memberikan ada infeksi hiv. Maka pada perumpamaan darah yang sama dapat dikerjakan tes elisa ulangan untuk meyakinkan hasil tes. Sda satu periode di mana antibiodi belum positif. Yaitu beberapa minggu sesudah terinfeksi hiv. Periode ini adalah merupakan periode senstif untuk mendeteksi virus antigen p24. Antigen p24 belakngan ini dipakai untuk menyaring darah yang disumbangkan untuk keperluan tranfusi.
Bila hasil tes elisa ke-2 juga positif, maka langkah berikutnaya yaitu memperkuat diagnosis dengan tes darah yang lebih akurat serta lebih mahal, yakni tes apusan western. lebih spesifik lagi dari tes elisa, tes apusan western juga dapat memastikan ada antibodi pada hiv.
Penyakit AIDS dan Pencegahannya - 4
Reviewed by Herry siswandi
on
13.23
Rating:
Tidak ada komentar: